Rayakan Usia ke-50, JAPFA Tetap Optimis Lalui Pandemi COVID-19

15 April 2021
  • Pada 2020, JAPFA catat penjualan bersih sebesar Rp36,96 Triliun dan EBITDA sebesar Rp3,89 Triliun.
  • Tahun ini, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) merayakan hari jadi yang ke-50 dan akan tetap fokus menjadi penyedia protein hewani yang terjangkau melalui integrasi hulu-hilir.
  • Didirikan pada 1971, JAPFA berhasil mempertahankan pangsa pasar yang tinggi selama 50 tahun beroperasi di Indonesia.

Jakarta, 15 April 2021 Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp. 36,96 Triliun, laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba entitas yang bergabung sebesar Rp 1,22 Triliun, investasi modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp. 1,65 Triliun, serta total aset JAPFA sebesar Rp. 25,95 Triliun, yang dilaporkan hari ini pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2021.

Hingga saat ini, pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan. Pandemi COVID-19 membuat laju roda perekonomian terhambat dan membuat daya beli masyarakat merosot tajam yang tentunya berimbas terhadap kinerja perusahaan. Terlepas dari berbagai stimulus yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pada tahun 2020 ekonomi Indonesia masih mengalami penurunan sebesar 2,07%.

“Menghadapi kondisi saat ini, beberapa langkah strategis telah diambil Perusahaan sejak tahun 2020 lalu. Diantaranya adalah dengan menunda belanja modal yang sifatnya non-esensial, mengakuisisi PT So Good Food (SGF) dan menandatangani joint venture dengan Hendrix Genetics Aquaculture BV untuk mendirikan Pusat Pembiakan Induk Udang (Broodstock Multipication Centre/BMC) di Indonesia,” ujar Leo Handoko Laksono, Direktur JAPFA.

Dalam melakukan investasi modal (capital expenditure/capex), JAPFA juga akan tetap berhati-hati, mengingat pandemi COVID-19 juga berimbas pada perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini. Oleh karenanya, capex masih akan diprioritaskan untuk investasi yang sifatnya jangka pendek-menengah dan rutin, dengan kemungkinan penyesuaian mempertimbangkan situasi pemulihan perekonomian.

Leo juga menjelaskan strategi lainnya yang telah dirumuskan, diantaranya melakukan manajemen keuangan dan pengendalian kas yang hati-hati (prudent), fokus dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, dan memperkuat bisnis hilir melalui pengembangan bisnis pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen, serta mendorong pertumbuhan penjualan ritel ke konsumen melalui outlet ritel yang dimiliki perusahaan, baik secara offline maupun online. Yang tidak kalah penting, perusahaan juga terus melakukan upaya edukasi akan pentingnya protein hewani bagi kesehatan, sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi stunting.

Menutup Q1 2021, tepatnya pada 23 Maret lalu, JAPFA juga berhasil menerbitkan Sustainability-Linked Bond (SLB) dalam mata uang US dolar pertama dari Asia Tenggara, dan juga merupakan yang pertama diterbitkan oleh pelaku usaha dalam industri agri-food global.

“Kami optimis prospek jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan JAPFA masih terbuka lebar, mengingat populasi penduduk Indonesia yang sangat besar. Kami pun akan berupaya untuk terus melakukan edukasi kepada para peternak dan petambak di Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang baik dan daya saing yang kuat,” pungkas Leo.

50 Tahun JAPFA: Merayakan Keberhasilan, Menyongsong Masa Depan

JAPFA yang didirikan pada tahun 1971 di Surabaya, saat ini mengoperasikan 16 pabrik pakan ternak, 76 Breeding Farm, 30 unit penetasan telur, menaungi lebih dari 10.000 peternakan mitra komersial, 17 Rumah Potong Ayam, dan 3 pabrik Ready to Eat yang dikelola oleh Divisi Perunggasan. Divisi budidaya perairan mengelola 10 pembenihan udang, 3 pembenihan ikan air tawar, 5 pabrik pakan ikan dan udang, 7 tambak yang diperuntukan untuk udang, ikan, dan sidat, serta 3 cold storage dan processing budidaya perairan. Sementara itu, divisi peternakan sapi mengelola 3 lokasi peternakan penggemukan sapi dan peternakan pembibitan sapi potong, serta 1 pengolahan daging sapi.

JAPFA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1989 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp17,18 triliun per tanggal 31 Desember 2020. Dalam 50 tahun perjalanannya, JAPFA berupaya untuk terus tumbuh dan menjadi pemimpin dalam menjadi penyedia protein hewani yang terjangkau dan berkualitas dengan memberikan yang terbaik untuk seluruh produk yang dihasilkan melalui penerapan standar biosecurity yang tinggi, ilmu peternakan dan teknologi mutakhir yang terbaharui, serta pengawasan mutu yang ketat dan menyeluruh di setiap lini usaha.

Kembali