Catatkan Kenaikan Penjualan Bersih dan Laba Usaha, JAPFA Perkokoh Sinergi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Jakarta, 6 April 2022 – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp44,88 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,02 triliun. Pada angka neraca, total aset naik dari Rp25,95 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp28,59 triliun pada tahun 2021. Jumlah ekuitas Perseroan juga mengalami kenaikan dari Rp11,41 triliun di tahun 2020, menjadi sebesar Rp13,10 triliun di akhir tahun 2021. Hal ini dilaporkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) JAPFA hari ini.
Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih menjadi tantangan utama bagi perekonomian global, Perseroan berhasil mempertahankan kinerja yang baik pada tahun 2021. Industri peternakan masih memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia yang masih tergolong rendah, karena itu Perseroan akan terus fokus untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, termasuk meningkatkan penetrasi dan distribusi produk. Selain itu, Perseroan juga akan terus melakukan inovasi untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
“Perseroan akan terus fokus untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki dan memperkuat sinergi dan integrasi dari setiap unit bisnis. Dengan menerapkan strategi tersebut, Perseroan dapat meningkatkan efisiensi, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas,” ujar Leo Handoko Laksono, Direktur JAPFA.
Dilaporkan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami kenaikan dari Rp916,71 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp2,02 triliun pada tahun 2021. Laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami kenaikan dari Rp 79 pada tahun 2020 menjadi Rp 174 pada tahun 2021.
Segmen usaha pakan ternak berhasil membukukan peningkatan kinerja yang sangat baik. Sepanjang tahun 2021, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp28,4 triliun meningkat 34,1% dari tahun sebelumnya sebesar Rp21,1 triliun. Segmen pembibitan unggas dengan 75 breeding farm dan 30 hatchery membukukan peningkatan pendapatan usaha sebesar 29,8% menjadi Rp6,9 triliun, dari Rp5,3 triliun pada tahun 2020. Berkat kinerja yang baik, segmen usaha pakan ternak dan pembibitan unggas berhasil membukukan laba operasi masing-masing sebesar Rp1,9 triliun dan Rp1,7 triliun di tahun 2021.
Sepanjang tahun 2021, pendapatan usaha segmen peternakan komersial mencapai Rp20,4 triliun meningkat 30,3% dibandingkan tahun sebelumnya Rp15,6 triliun. Namun demikian, segmen peternakan komersial membukukan kerugian sebesar Rp342,5 miliar pada tahun 2021 karena peningkatan kasus Covid-19 pada kwartal ketiga yang menyebabkan permintaan ayam turun drastis dan memberikan tekanan kepada harga jual ayam.
Sementara itu, segmen usaha pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen juga menunjukkan pertumbuhan kinerja yang baik yakni sebesar Rp6,5 triliun, meningkat 29,1% dari tahun sebelumnya Rp5 triliun. Di saat yang sama, segmen usaha budidaya perairan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp4 triliun meningkat 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,5 triliun.
“Selain mengembangkan usaha di bidang peternakan, Perseroan juga mengembangkan usaha pendukung bisnis utama yang terdiri dari Karung Plastik, Pengolahan Bungkil Kopra, Pengangkutan, Kesehatan Hewan dan Peralatan Peternakan, Peternakan Sapi, Toko Daging Eceran dan lainnya. Segmen ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,4 triliun pada tahun 2021,” ujar Leo.
Sesuai persetujuan pemegang saham, Perseroan akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback dengan jumlah maksimum sebesar 1,5% dari seluruh total saham yang telah ditempatkan. Direksi Perseroan selanjutnya diberikan wewenang untuk melakukan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan buyback sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Disebutkan diantaranya dengan melakukan penjualan kembali baik di dalam ataupun di luar pasar kepada investor dan/ atau pemegang saham Perseroan.
“Selain itu, dapat juga digunakan untuk pembiayaan hutang yang bersifat ekuitas seperti obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham (convertible bond), pemberian saham kepada karyawan (ESOP) termasuk namun tidak terbatas pada Japfa Performance Share Plan, pengurangan modal hingga keperluan lain sepanjang diijinkan oleh ketentuan yang berlaku,” pungkas Leo.