6 Million Birds To Be Culled
JAKARTA - Kementrian Pertanian menargetkan pengafkiran atau pemunsnahan dini induk ayam sebanyak 6 juta ekor akan diselesaikan dalam satu bulan.
Pemusnahan induk ayam tersebut bertujuan untuk menghentikan kelebihan pasokan ayam yang terus berlanjut. Pemusnahan dini tahap pertama sebanyak 2 juta ekor akan dilakukan pada pekan ini.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Peternakan Muladno mengatakan, tindakan pengafkiran harus segera ditempuh karena sedikitnya dalam tiga tahun terkahir kian banyak peternak rakyat yang gulung tikar, karena harga ayam potong yang konsisten di bawah harga pokok produksi (HPP).
"Dalam tiga tahun terkahir harga ayam di bawah HPP terus. Peternak lebih sering babak belur daripada untung. Makin hari jumlah peternak kecil yang mati bertambah. Maka kita harus segera melakukan penyesuaian suplai." kata Muladno dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (17/10).
Muladno mengaku, pihaknya telah meminta Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), asosiasi yang ditugaskan menjadi koordinator pengafkiran unggas ini, untuk dapat segera menyelesaikan amanah tersebut.
Muladno mengungkapkan, Kementan dan pelaku usaha telah menetapkan tiga cara untuk menghentikan suplai ayam yang berlebihan. Pertama, yaitu pelepasan ayam melalui kegitan sosial perusahaan. Kedua, perusahaan dapat menjual atau melepas induk ayam tersebut ke pasar. Ketiga, perusahaan dapat melakukan pelayuan atau stepping out, untuk dapat segera memusnahkan induk ayam dalam waktu singkat.
"Bagaimana prosesnya itu kami serahkan kepada perusahaan karena masing-masing ada kekurangannya. Kalau dijual ke pasar, akan merusak harga karena jumlahnya jutaan. Kalau CSR, siapa yang mau menyalurkan jutaan ekor. Kalau dimusnahkan, harus disediakan kuburanya." jelas Muladno.
Pemusnahan induk ayam akan dimulai pekan ini merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya pemusnahan perngaturan suplai oleh Dirjen Peternakan dengan 12 perusahaan pembibitan unggas tertanggal 14 September 2015.
Dalam kesepakatan tersebut, perusahaan sepakat memusnahkan 6 juta induk ayam untuk mengendalikan suplai. Pemusnahan dilakukan secara proporsional, dengan Charoen Phokpand Indonesia (CPIN) sebagai perusahaan dengan jumlah pemusnahan terbanyak yaitu 50% dari total 6 juta induk.
Pemusnahan kedua terbesar yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) yang harus memusnahkan 16%, sedangkan perusahaan lainnya harus memusnahkan sebanyak 0,35%-7,24% stock induk ayam mereka.
Muladno mengungkapkan, pemusnahan pun tidak hanya ditempuh oleh perusahaan yang memiliki usaha pembibitan atau memiliki grand parents stock (GPS), tetapi juga perusahan yang mulai mengembangbiakkan dengan parents stock (PS).
"Jadi ada empat perusahaan yang mendapatkan PS dari 12 perusahaan yang punya GPS itu. Empat perusahaan ini juga harus menanggung pemusnahan total 2,17% dari total induk ayam yang harus dimusnahkan," kata Muladno.
Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin) Achmad Dawami menilai, upaya pemusnahan induk ayam merupakan upaya pemerintah untuk melindungi peternak kecil karena akan menyesuaikan populasi parent stock dengan kebutuhan konsumsi.